Pekerjaan Pengeboran Borepile: Metode, Tahapan, dan Standar Pelaksanaan di Lapangan

Pekerjaan Pengeboran Borepile – Pekerjaan pengeboran borepile merupakan salah satu proses utama dalam pembuatan pondasi dalam untuk berbagai proyek konstruksi seperti gedung bertingkat, rumah sakit, hotel, jembatan, pabrik, hingga tower telekomunikasi. Borepile dikenal sebagai pondasi yang kuat, fleksibel, dan minim getaran sehingga cocok digunakan di area padat penduduk.

Untuk menghasilkan pondasi borepile yang berkualitas, pekerjaan pengeboran harus dilakukan dengan metode yang benar, alat yang sesuai, dan pengawasan ketat berdasarkan standar teknis dan SNI. Artikel ini membahas secara lengkap tentang pekerjaan pengeboran borepile, termasuk pengertian, jenis metode bor, tahapan pengerjaan, peralatan, hingga pengendalian kualitas.

Apa Itu Pekerjaan Pengeboran Borepile?

Pekerjaan pengeboran borepile adalah proses pembuatan lubang pondasi dengan menggunakan alat bor mekanik atau manual sampai mencapai kedalaman yang direncanakan, kemudian lubang tersebut diisi dengan rangkaian tulangan dan beton.

Pengeboran borepile bertujuan untuk:

  • Mencapai lapisan tanah keras yang memiliki nilai daya dukung tinggi.

  • Membuat pondasi yang dapat menahan beban aksial dan lateral.

  • Mengurangi risiko penurunan (settlement).

  • Memberikan pondasi kuat untuk bangunan berat.

Lingkup Utama Pekerjaan Pengeboran Borepile

Lingkup yang termasuk dalam pekerjaan pengeboran borepile meliputi:

  • Persiapan lokasi

  • Mobilisasi alat bor

  • Pembuatan working platform

  • Penentuan titik bor

  • Pengeboran dengan metode dry/wet

  • Pengendalian slurry

  • Pembersihan lubang bor

  • Dokumentasi pengeboran

Setiap langkah harus dilakukan sesuai prosedur untuk menghindari kerusakan struktur pondasi.

Metode Pengeboran Borepile

Terdapat tiga metode utama yang digunakan dalam pekerjaan pengeboran borepile, tergantung kondisi tanah dan kebutuhan proyek.

1. Metode Dry Boring (Metode Kering)

Pengertian

Dry boring dilakukan tanpa menggunakan slurry bentonite atau polymer. Dinding lubang tetap stabil karena tanah cukup keras.

Cocok Untuk

  • Tanah lempung keras (hard clay)

  • Tanah kohesif dengan daya dukung tinggi

  • Lokasi yang tidak dipengaruhi air tanah

Keunggulan

  • Proses lebih cepat

  • Biaya lebih murah

  • Minim penggunaan bahan tambahan

Kelemahan

  • Tidak cocok untuk tanah granular atau tanah berair

  • Risiko longsor dinding bore lebih tinggi

2. Metode Wet Boring (Bentonite/Polymer Slurry)

Pengertian

Wet boring menggunakan slurry berupa bentonite atau polymer untuk menahan dinding lubang dari keruntuhan selama proses pengeboran.

Cocok Untuk

  • Tanah pasir lepas

  • Tanah berair atau jenuh air

  • Rawa dan tanah lunak

Manfaat Slurry

  • Menjaga stabilitas lubang

  • Mengurangi infiltrasi air tanah

  • Memperbaiki kualitas dinding bore

Parameter Slurry yang Harus Dikontrol

  • Density (berat jenis)

  • Viscosity (kekentalan)

  • Sand content (kadar pasir)

3. Metode Casing Borepile

Pengertian

Casing adalah pipa baja yang dipasang untuk menahan dinding lubang dari keruntuhan. Casing dapat bersifat:

  • Temporary casing → dilepas setelah pengecoran

  • Permanent casing → dibiarkan sebagai bagian dari pondasi

Keunggulan

  • Stabil pada tanah berair

  • Mengurangi risiko penyempitan lubang

  • Memudahkan pemasangan tulangan

Kekurangan

  • Biaya pemasangan cukup tinggi

  • Membutuhkan crane dan tenaga ahli

Peralatan yang Digunakan dalam Pekerjaan Pengeboran Borepile

Peralatan bergantung pada diameter dan kedalaman borepile yang dikerjakan.

Peralatan Borepile Mekanis

  • Hydraulic drilling machine

  • Rotary drilling rig

  • Kelly bar

  • Bucket drilling

  • Chisel/penghancur batu

  • Compressor

  • Tangki slurry bentonite

  • Tremie pipe

Peralatan Manual/Skala Kecil (Strauss Pile)

  • Tripod

  • Hand auger

  • Pipa casing kecil

  • Pompa lumpur

Tahapan Pekerjaan Pengeboran Borepile di Lapangan

Tahapan pekerjaan harus mengikuti SOP dan method statement yang telah disetujui oleh konsultan pengawas.

1. Persiapan Lokasi dan Mobilisasi

Langkah Utama

  • Membersihkan area dari material pengganggu

  • Membuat akses alat berat

  • Menyiapkan lokasi untuk stock tulangan dan casing

  • Menyediakan tangki slurry, genset, dan pompa

Pembuatan Working Platform

Platform harus padat dan rata agar rig tetap stabil saat mengebor.

2. Penentuan Titik Pengeboran (Setting Out)

Surveyor menentukan titik pile sesuai gambar kerja.

Peralatan yang Digunakan

  • Total station

  • Theodolite

  • Patok penanda (pin mark)

Ketelitian setting out sangat mempengaruhi posisi final borepile.

3. Pengeboran Lubang Borepile

Ini adalah tahap inti dari pekerjaan pengeboran borepile.

Proses Pengeboran

  • Alat bor diturunkan ke titik pengeboran

  • Bucket/kepala bor diputar dan mengangkat tanah

  • Tanah dibuang ke dump area

  • Proses berulang hingga mencapai kedalaman desain

Pemeriksaan Selama Pengeboran

  • Kedalaman lubang

  • Kemiringan/verticality (toleransi 1.5–2%)

  • Diameter lubang

  • Kondisi slurry

Menghadapi Batuan

Jika ditemukan batu keras:

  • Gunakan chisel

  • Lakukan hammering method

  • Perhatikan kecepatan penetrasi

4. Pembersihan Lubang Bor (Cleaning Work)

Setelah mencapai kedalaman:

Pembersihan Dilakukan Dengan

  • Cleaning bucket

  • Air lift pump

  • Kompresor udara

Tujuan Pembersihan

  • Menghilangkan sedimen di dasar bore

  • Menurunkan kadar kotoran dalam slurry

  • Mengoptimalkan ikatan beton-tanah

Standar sedimen dasar lubang: < 5 cm.

5. Pemeriksaan Slurry dan Kedalaman

Slurry harus diukur kualitasnya:

Parameter yang Dikontrol

  • Density → 1.03–1.15 g/cm³

  • Viscosity → 30–45 detik (Marsh funnel)

  • Sand Content → <4%

Data ini wajib dicatat dalam jurnal pengeboran.

6. Dokumentasi Pengeboran

Pada tahap pengeboran, data yang dicatat:

  • Kedalaman aktual

  • Jenis tanah tiap meter

  • Kondisi air tanah

  • Verticality dan diameter

  • Penggunaan slurry

  • Alat yang digunakan

Dokumentasi ini menjadi bukti pekerjaan berjalan sesuai spesifikasi.

Tantangan dalam Pekerjaan Pengeboran Borepile

1. Tanah Berair

Risiko runtuh tinggi → perlu slurry dan casing.

2. Batuan Keras

Membutuhkan alat khusus seperti chisel dan hammering.

3. Diameter Menyempit

Akibat tekanan tanah atau slurry tidak stabil.

4. Verticality Menyimpang

Bisa menyebabkan pondasi tidak bekerja optimal.

5. Alat Tidak Stabil

Working platform harus padat agar rig tidak miring.

Standar SNI untuk Pekerjaan Pengeboran Borepile

Pekerjaan borepile harus mengikuti beberapa standar:

  • SNI 8460:2017 → Perencanaan pondasi dalam

  • SNI 2847:2019 → Beton struktural

  • SNI 1726:2019 → Tata cara perencanaan gempa

Standar internasional yang umum digunakan:

  • ASTM

  • ACI

  • BS Code

Kesimpulan

Pekerjaan pengeboran borepile adalah tahapan krusial dalam pembuatan pondasi dalam yang membutuhkan ketelitian tinggi, alat yang memadai, serta pemahaman teknis yang mendalam. Proses ini mencakup:

  1. Persiapan lokasi dan mobilisasi

  2. Penentuan titik bor

  3. Pengeboran metode dry/wet/casing

  4. Pengendalian slurry

  5. Pembersihan lubang

  6. Dokumentasi pengeboran

Kualitas pengeboran sangat menentukan kekuatan pondasi borepile secara keseluruhan. Dengan mengikuti prosedur yang benar dan standar SNI, pondasi borepile dapat bekerja optimal dan memberikan keamanan jangka panjang bagi bangunan.

Kami informasikan juga, bagi rekan – rekan yang sedang mencari informasi mengenai penyedia jasa sondir Batam dan sekitarnya silahkan langsung hubungi kami PT. Mitra Geoteknik Nusantara. Terima kasih.

Tinggalkan komentar